• PKBM NGUDI MAKMUR
  • Bersama Kita Bisa....

MUTU PENDIDIKAN MENURUT AHLI

Mutu pendidikan menurut W. Edwards Deming, Deming membuat kombinasi filsafat baru tentang manajemen mutu yang terangkum dalam 14 pion Deming. 14 prinsip mutu tersebut yaitu:

  1. Menciptakan usaha peningkatan produk dan jasa, dengan tujuan agar bias kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan kerja
  2. Adopsi falsafah baru
  3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu
  4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga
  5. Tingkatkan secara konstan system produksi dan jasa, untuk meningkatkan mutu dan produktivitas
  6. Lembagakan pelatihan kerja
  7. Lembagakan kepemimpinan
  8. Hilangkan rasa takut, agar setiap orang dapat bekerja secara efektif
  9. Uraikan kendala-kendala antar departemen
  10. Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban kerja
  11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numeric
  12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya
  13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kualitas kerja
  14. Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi Selain itu juga, Deming embuat konsep tentang 7 kendala bagi perbaikan mutu yang merupakan penyakit mematikan. Dari ketujuh kendala tersebut,ada 5 penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikan, yaitu:
  1. Kurang konstannya tujuan
  2. Pola pikir jangka pendek
  3. Evaluasi prestasi individu melalui proses penilaian atau tinjauan kerja tahunan
  4. Rotasi kerja yang terlalu tinggi
  5. Manajemen yang menggunakan prinsip angka yang tampak.

 KEGAGALAN MUTU MENURUT DEMING

Deming membedakan sebab-sebab kegagalan mutu menjadi dua bentuk,sebab-sebab umum dan sebab-sebab khusus.

Sebab-sebab umum kegagalan mutu

Sebab-sebab umum kegagalan adalah sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan sistem. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem  dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. Untuk menentukan akar dan penyebaran sebuah masalah, diperlukan sebuah upaya untuk mencari data-data kegagalan dan melakukan pemeriksaan secara teratur. Dan kesalahan yang sering kali terjadi dalam dunia pendidikan adalah kurangnya penelitian dan analisa terhadap sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta belum terwujudnya penelitian dan analisa tersebut sebagai subyek aksi manajerial.

 Sebab-sebab khusus kegagalan mutu     

Sebab-sebab khusus kegagalan mutu sering diakibatkan oleh prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, meskipun kegagalan tersebut mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman. Kegagalan tersebut bias juga disebabkan oleh anggota individu staf yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan. Sebab-sebab khusus masalah mutu bias mencakup kurangnya pengetahuan dan ketrampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.

Masalah yang disebabkan oleh sebab-sebab khusus dapat diatasi dengan tanpa mengganti kebijakan atau mendesain kembali sistem. Menangani sebab-sebab khusus juga merupakan tanggungjawab manajemen karena hanya manajemen yang memiliki otoritas untuk menemukan solusi yang tepat dalam masalah ini.

Peran manajer dalam menangani kegagalan

Mengetahui sebab kegagalan mutu dan memperbaikinya adalah tugas kunci seorang manajer. Karena pengembangan mut yang berhasil membutuhkan komitmen abadi pihak manajemen. Komitmen bukan sekedar mendorong usaha orang lain tetapi komitmen merupakan kesadaran manajemen bahwa mereka adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menemukan solusi bagi suatu kesalahan.

MANAJEMEN TAHAP JOSEPH JURAN

Joseph Juran, seorang pelopor revolusi mutu, menciptakan”kesesuaian dengan tujuan dan manfaat”. Maksud dari ide ini adalah bahwa barang atau jasa yang dihasilkan belum tentu sesuai dengan tujuannya.

Aturan 85/15

 Aturan 85/15 yang diciptakan Juran maksudnya adalah 85 % masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi merupakan hasil ari desain proses yang kurang baik. Sehingga penerapan sistem yang benar akan menghaasilkan mutu yang benar. Jadi, 85 % masalah merupakan tanggung jawab manajemen.

Manajemen mutu strategis

Strategic Quality Management atau manajemen mutu srtategis merupakan sebuah proses tiga-bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat berbeda yang member kontribusi unik terhadap peningkatan mutu. Hal ini cocok diterapkan dalam konteks pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan hanya akan berarti ketika diaplikasikan secara praktis, dan aplikasi tersebut merupakan variasi dari tahap itu sendiri.

Philip Crosby menciptakan dua ide yang sangat menarik dan kuat dalam mutu. Yang pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis. Sedangkan ide yang kedua adalah kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu bias dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu. Ini merupakan  gagasan “tanpa cacat”. Gagasan tentang peningkatan mutu dapat membantu organisasi menghilangkan kegagalan merupakan gagasan yang seringkali diabaikan oleh sebaian besar institusi.

Program peningkatan mutu Crosby adalah salah satu dari bimbingan atau arahan yang paling detail dan praktis. Tidak seperti Deming yang cenderung filosofis, pendekatan Crosby dapat diterapkan sebagai rencana kegiatan.  Crosby menguraikan pendapatnya bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik. Penghematan sebuah institusi akan dating dengan sendirinya ketika institusi tersebut melakukan segala sesuatunya dengan benar.

Tanpa Cacat (Zero Defect)

Tanpa cacat merupakan ide yang sangat kuat dan merupakan komitmen untuk selalu sukses dan menghilangkan kegagalan. Ide ini melibatkan penempatan sistem pada sebuah wilayah yang memastikan bahwa segala sesauatunya selalu dikerjakan dengan metode yang tepat sejak pertama kali dan selamanya. Ide tanpa cacat akan meningkatkan keuntungan dengan penghematan biaya.

Mengaplikasikan komsep tanpa cacat pada industry layanan jauh lebih sulit dibandingkan pada industry produk. Karena walaupun sangat ideal namun sulit sekali menjamin layanan tanpa cacat di saat peluang terjadinya human error sangat besar. Namun, tanpa cacat merupakan tujuan industry layanan yang sangat penting. Dan yang terpenting ialah bahwa tanpa cacat menginginkan agar seluruh pelajar dan murid dapat memperoleh kesuksesan dan mengembangkan pottensi mereka. Dalam dunia pendidikan, tugas peningkatan muttu adalah membangun sistem dan struktur yang menjamin terwujudnya metode tersebut.

Program Crosby

Langkah pertama dalam program mutu adalah Komitmen manajemen (Management Commitment). Inisiatif mutu harus diarahkan dan dipimpin oleh manajemen senior. Komitmen ini harus dikomunikasikan dalam sebuah statemen kebijakan mutu, yang harus singkat, jelas dan dapat dicapai.

 

Langkah kedua yaitu membangun Tim Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team) di atas dasar komitmen. Tim peningkatan mutu memiliki tugas mengatur dan mengarahkan program yang akan diimplementasikan melalui organisasi. Tugas untuk mengimplementasikan peningkatan merupakan tanggung jawab ti dalam tiap departemen

Tugas penting dari tim peningkatan mutu adalah untuk menentukan bagaimana menspesifikasikan kegagalan dan peningkatan mutu.

Langkah ketiga ialah Pengukuran Mutu ( Quality Measurement). Hal ini dibutuhkan unuk mengukur ketidak-sesuaian yang saat ini atau yang akan muncul, dengan cara evaluasidan perbaikan.

Langkah keempat adalah dengan mengukur Biaya Mutu (the Cost of Quality).  Biaya mutu terdiri dari  biaya kesalahan, biaya kerja ulang, biaya pembongkaran, biaya inspeksi dan biaya pemeriksaan. Mengidentifikasi biaya mutu dan memberikan perhatian yang lebih terhadapnya adalah hal yang penting untuk dilakukan.

Langkah kelima menuju mutu adalah membangun Kesadaran Mutu ( QualityAwareness), yaitu langkah untuk menumbuhkan kesadarn setiap orang dalam organisasi tentang biaya mutu dan keharusan untuk mengimplementasikan program yang dicanangkan Tim Peningkatan Mutu. Kesadaran Mutu harus menjadi kunci dasar  dan dihubungkan dengan urutan persitiwa yang konstan.

Langkah keenam adalah Kegiatan Perbaikan ( Corrective Actions). Para pengawas harus bekerjasama dengan para  staf untuk  memperbaiki mutu yang rendah. Crosby menganjurkan untuk mengguanak aturan Pareto. Aturan ini menyatakan bahwa  20% proses menyebabkan munculnya 80% masalah.

Langkah ketujuh yaitu Perencanaan Tanpa Cacat (Zero Defects Planning). Program tanpa cacat harus diperkenalkan dan dipimpin oleh Tim Peningkatan Mutu yang juga bertanggungjawab terhadap implementasinya dan seluruh staf harus menandatangani kontak formal untuk mewujudkan tanpa cacat dalam tugas dan kerja mereka.

Langkah kedelapan menekankan perlunya Pelatihan Pengawasan (Supervisor Training)

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
NILAI NILAI PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN

Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan ti

19/06/2025 12:25 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 373 kali
MANAJEMEN PKBM

Manajemen PKBM Perencanaan. Perencanaan sebagai bagian penting dalam proses manajemen merupakan suatu tahap yang harus dilewati sebelum melangkah ke tahap berikutnya, karena melalui p

19/06/2025 12:23 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 382 kali
LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA PKBM

Dibentuknya PKBM adalah sebagai pemicu dan bersifat sementara, masyarakat sendirilah yang selanjutnya memiliki wewenang untuk mengembangkannya, karena itulah pendekatan dalam program PK

19/06/2025 12:22 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 495 kali
MENINGKATKAN AKSES DAN KUALITAS PENDIDIKAN MELALUI PLS

Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu yang tidak hanya terbatas pada ruang kelas formal. Dalam konteks ini, program pendidikan luar sekolah (PLS) menjadi sangat penting, teruta

11/06/2025 10:33 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 426 kali
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan sesungguhnya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Luar S

11/06/2025 09:59 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 927 kali
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI ERA DIGITAL

PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia semakin mengandalkan teknologi informasi yang berkembang pesat, menghasilkan kemajuan dan efektivitas dalam proses belajar -mengajar (Pramesworo

11/06/2025 09:47 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 626 kali
TANTANGAN YANG DIHADAPI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Tantangan yang  Dihadapi  dalam  Implementasi  Pendidikan  Luar  Sekolah  Berbasis Masyarakat Pendidikan  luar  sekolah  berbasis 

11/06/2025 09:28 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 757 kali
STRATEGI DAN EFEKTIVITAS MENINGKATKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Strategi  untuk  Meningkatkan  Efektivitas  Pendidikan  Luar  Sekolah  Berbasis Masyarakat. Untuk  meningkatkan  efektivitas  pendidika

11/06/2025 09:19 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 382 kali
FUNGSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangu sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan ha

05/06/2025 12:42 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 364 kali
AZAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

ASAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendid

05/06/2025 12:40 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 547 kali