MUTU PENDIDIKAN MENURUT AHLI
Mutu pendidikan menurut W. Edwards Deming, Deming membuat kombinasi filsafat baru tentang manajemen mutu yang terangkum dalam 14 pion Deming. 14 prinsip mutu tersebut yaitu:
- Menciptakan usaha peningkatan produk dan jasa, dengan tujuan agar bias kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan kerja
- Adopsi falsafah baru
- Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu
- Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga
- Tingkatkan secara konstan system produksi dan jasa, untuk meningkatkan mutu dan produktivitas
- Lembagakan pelatihan kerja
- Lembagakan kepemimpinan
- Hilangkan rasa takut, agar setiap orang dapat bekerja secara efektif
- Uraikan kendala-kendala antar departemen
- Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban kerja
- Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numeric
- Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya
- Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kualitas kerja
- Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi Selain itu juga, Deming embuat konsep tentang 7 kendala bagi perbaikan mutu yang merupakan penyakit mematikan. Dari ketujuh kendala tersebut,ada 5 penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikan, yaitu:
- Kurang konstannya tujuan
- Pola pikir jangka pendek
- Evaluasi prestasi individu melalui proses penilaian atau tinjauan kerja tahunan
- Rotasi kerja yang terlalu tinggi
- Manajemen yang menggunakan prinsip angka yang tampak.
KEGAGALAN MUTU MENURUT DEMING
Deming membedakan sebab-sebab kegagalan mutu menjadi dua bentuk,sebab-sebab umum dan sebab-sebab khusus.
Sebab-sebab umum kegagalan mutu
Sebab-sebab umum kegagalan adalah sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan sistem. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. Untuk menentukan akar dan penyebaran sebuah masalah, diperlukan sebuah upaya untuk mencari data-data kegagalan dan melakukan pemeriksaan secara teratur. Dan kesalahan yang sering kali terjadi dalam dunia pendidikan adalah kurangnya penelitian dan analisa terhadap sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta belum terwujudnya penelitian dan analisa tersebut sebagai subyek aksi manajerial.
Sebab-sebab khusus kegagalan mutu
Sebab-sebab khusus kegagalan mutu sering diakibatkan oleh prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, meskipun kegagalan tersebut mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman. Kegagalan tersebut bias juga disebabkan oleh anggota individu staf yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan. Sebab-sebab khusus masalah mutu bias mencakup kurangnya pengetahuan dan ketrampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.
Masalah yang disebabkan oleh sebab-sebab khusus dapat diatasi dengan tanpa mengganti kebijakan atau mendesain kembali sistem. Menangani sebab-sebab khusus juga merupakan tanggungjawab manajemen karena hanya manajemen yang memiliki otoritas untuk menemukan solusi yang tepat dalam masalah ini.
Peran manajer dalam menangani kegagalan
Mengetahui sebab kegagalan mutu dan memperbaikinya adalah tugas kunci seorang manajer. Karena pengembangan mut yang berhasil membutuhkan komitmen abadi pihak manajemen. Komitmen bukan sekedar mendorong usaha orang lain tetapi komitmen merupakan kesadaran manajemen bahwa mereka adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menemukan solusi bagi suatu kesalahan.
MANAJEMEN TAHAP JOSEPH JURAN
Joseph Juran, seorang pelopor revolusi mutu, menciptakan”kesesuaian dengan tujuan dan manfaat”. Maksud dari ide ini adalah bahwa barang atau jasa yang dihasilkan belum tentu sesuai dengan tujuannya.
Aturan 85/15
Aturan 85/15 yang diciptakan Juran maksudnya adalah 85 % masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi merupakan hasil ari desain proses yang kurang baik. Sehingga penerapan sistem yang benar akan menghaasilkan mutu yang benar. Jadi, 85 % masalah merupakan tanggung jawab manajemen.
Manajemen mutu strategis
Strategic Quality Management atau manajemen mutu srtategis merupakan sebuah proses tiga-bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat berbeda yang member kontribusi unik terhadap peningkatan mutu. Hal ini cocok diterapkan dalam konteks pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan hanya akan berarti ketika diaplikasikan secara praktis, dan aplikasi tersebut merupakan variasi dari tahap itu sendiri.
Philip Crosby menciptakan dua ide yang sangat menarik dan kuat dalam mutu. Yang pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis. Sedangkan ide yang kedua adalah kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu bias dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu. Ini merupakan gagasan “tanpa cacat”. Gagasan tentang peningkatan mutu dapat membantu organisasi menghilangkan kegagalan merupakan gagasan yang seringkali diabaikan oleh sebaian besar institusi.
Program peningkatan mutu Crosby adalah salah satu dari bimbingan atau arahan yang paling detail dan praktis. Tidak seperti Deming yang cenderung filosofis, pendekatan Crosby dapat diterapkan sebagai rencana kegiatan. Crosby menguraikan pendapatnya bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik. Penghematan sebuah institusi akan dating dengan sendirinya ketika institusi tersebut melakukan segala sesuatunya dengan benar.
Tanpa Cacat (Zero Defect)
Tanpa cacat merupakan ide yang sangat kuat dan merupakan komitmen untuk selalu sukses dan menghilangkan kegagalan. Ide ini melibatkan penempatan sistem pada sebuah wilayah yang memastikan bahwa segala sesauatunya selalu dikerjakan dengan metode yang tepat sejak pertama kali dan selamanya. Ide tanpa cacat akan meningkatkan keuntungan dengan penghematan biaya.
Mengaplikasikan komsep tanpa cacat pada industry layanan jauh lebih sulit dibandingkan pada industry produk. Karena walaupun sangat ideal namun sulit sekali menjamin layanan tanpa cacat di saat peluang terjadinya human error sangat besar. Namun, tanpa cacat merupakan tujuan industry layanan yang sangat penting. Dan yang terpenting ialah bahwa tanpa cacat menginginkan agar seluruh pelajar dan murid dapat memperoleh kesuksesan dan mengembangkan pottensi mereka. Dalam dunia pendidikan, tugas peningkatan muttu adalah membangun sistem dan struktur yang menjamin terwujudnya metode tersebut.
Program Crosby
Langkah pertama dalam program mutu adalah Komitmen manajemen (Management Commitment). Inisiatif mutu harus diarahkan dan dipimpin oleh manajemen senior. Komitmen ini harus dikomunikasikan dalam sebuah statemen kebijakan mutu, yang harus singkat, jelas dan dapat dicapai.
Langkah kedua yaitu membangun Tim Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team) di atas dasar komitmen. Tim peningkatan mutu memiliki tugas mengatur dan mengarahkan program yang akan diimplementasikan melalui organisasi. Tugas untuk mengimplementasikan peningkatan merupakan tanggung jawab ti dalam tiap departemen
Tugas penting dari tim peningkatan mutu adalah untuk menentukan bagaimana menspesifikasikan kegagalan dan peningkatan mutu.
Langkah ketiga ialah Pengukuran Mutu ( Quality Measurement). Hal ini dibutuhkan unuk mengukur ketidak-sesuaian yang saat ini atau yang akan muncul, dengan cara evaluasidan perbaikan.
Langkah keempat adalah dengan mengukur Biaya Mutu (the Cost of Quality). Biaya mutu terdiri dari biaya kesalahan, biaya kerja ulang, biaya pembongkaran, biaya inspeksi dan biaya pemeriksaan. Mengidentifikasi biaya mutu dan memberikan perhatian yang lebih terhadapnya adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Langkah kelima menuju mutu adalah membangun Kesadaran Mutu ( QualityAwareness), yaitu langkah untuk menumbuhkan kesadarn setiap orang dalam organisasi tentang biaya mutu dan keharusan untuk mengimplementasikan program yang dicanangkan Tim Peningkatan Mutu. Kesadaran Mutu harus menjadi kunci dasar dan dihubungkan dengan urutan persitiwa yang konstan.
Langkah keenam adalah Kegiatan Perbaikan ( Corrective Actions). Para pengawas harus bekerjasama dengan para staf untuk memperbaiki mutu yang rendah. Crosby menganjurkan untuk mengguanak aturan Pareto. Aturan ini menyatakan bahwa 20% proses menyebabkan munculnya 80% masalah.
Langkah ketujuh yaitu Perencanaan Tanpa Cacat (Zero Defects Planning). Program tanpa cacat harus diperkenalkan dan dipimpin oleh Tim Peningkatan Mutu yang juga bertanggungjawab terhadap implementasinya dan seluruh staf harus menandatangani kontak formal untuk mewujudkan tanpa cacat dalam tugas dan kerja mereka.
Langkah kedelapan menekankan perlunya Pelatihan Pengawasan (Supervisor Training)
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
NILAI NILAI PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN
Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan ti
MANAJEMEN PKBM
Manajemen PKBM Perencanaan. Perencanaan sebagai bagian penting dalam proses manajemen merupakan suatu tahap yang harus dilewati sebelum melangkah ke tahap berikutnya, karena melalui p
LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA PKBM
Dibentuknya PKBM adalah sebagai pemicu dan bersifat sementara, masyarakat sendirilah yang selanjutnya memiliki wewenang untuk mengembangkannya, karena itulah pendekatan dalam program PK
MENINGKATKAN AKSES DAN KUALITAS PENDIDIKAN MELALUI PLS
Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu yang tidak hanya terbatas pada ruang kelas formal. Dalam konteks ini, program pendidikan luar sekolah (PLS) menjadi sangat penting, teruta
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Pendidikan sesungguhnya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Luar S
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI ERA DIGITAL
PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia semakin mengandalkan teknologi informasi yang berkembang pesat, menghasilkan kemajuan dan efektivitas dalam proses belajar -mengajar (Pramesworo
TANTANGAN YANG DIHADAPI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Tantangan yang Dihadapi dalam Implementasi Pendidikan Luar Sekolah Berbasis Masyarakat Pendidikan luar sekolah berbasis
STRATEGI DAN EFEKTIVITAS MENINGKATKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Strategi untuk Meningkatkan Efektivitas Pendidikan Luar Sekolah Berbasis Masyarakat. Untuk meningkatkan efektivitas pendidika
FUNGSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangu sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan ha
AZAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
ASAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendid
