• PKBM NGUDI MAKMUR
  • Bersama Kita Bisa....

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan sesungguhnya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Luar Sekolah dalam Sistem Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat masyarakat Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional. Melalui pendidikan dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan pengetahuan teoretis melainkan juga praktis, penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar evaluasi dan peningkatan pendidikan di setiap negara secara berkesinambungan(Sudarsana, 2016).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era informasi membawa pengaruh pada semua aspek kehidupan manusia. Begitupun dalam dunia pendidikan pengaruh perkembangan ini berimplikasi pada sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional meliputi pendidikan formal,non formal, dan informal.Pendidikan non formal yang lebih dikenal pendidikan luar sekolah mengalami langsung pergeseran persoalan-persoalan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat pada semua tatanan.

Sasaran pendidikan luar sekolah adalah: 1) Warga masyarakat yang membutuhkan pendidikan karena berbagai hal tidak dapat atau tidak sempat mengikuti pendidikan di jalur sekolah sepenuhnya; 2) Warga masyarakat yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang tidak dapat diperoleh pada jalur sekolah; 3) Warga masyarakat yang akan/ sudah bekerja tetap menuntut persyaratan tertentu yang tidak diperoleh dari jalur pendidikan sekolah; 4) Warga masyarakat yang ingin melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pengembangan pendidikan nonformal di masa yang akan datang perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut seperti dikatakan oleh (Sudjana, 2001), yaitu: pertama pendidikan nonformal perlu lebih proaktif dalam mereformasi visi, misi dan strateginya untuk mengubah program-program pendidikan yang sedianya berorientasi untuk menghasilkan para lulusan sebagai pencari kerja (worker society) menjadi upaya menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian dan kemampuan untuk mandiri dan pencipta lapangan kerja (employee society), kedua; unsur-unsur sistem pendidikan nonformal perlu dilakukan secara lengkap dan utuh, yaitu mencakup komponen, proses dan tujuan, ketiga; meningkatkan visi misi dan strategi pengembangan pendidikan nonformal, keempat; pendidikan nonformal meningkatkan orientasi keberpihakannya kepada orang banyak, kelima; pendidikan nonformal perlu mengembangkan tiga aspek (triad) pembinaan internal kelembagaannya dengan upaya penelitian, manajemen dan produksi, keenam; dalam meningkatkan misi pendidikan nonformal yang demikian luas maka lembaga-lembaga penyelenggara dan pelaksana program-program pendidikan tidak dapat bekerja sendiri- sendiri tanpa ada keterkaitan dengan pihak-pihak lain.Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan strategi pengembangan pendidikan luar sekolah adalah upaya tindakan yang proaktif untuk mereformasi visi misi dan upaya untuk mengubah program yang berorientasi pencari kerja menjadi lulusan yang ahli dan profesional serta mandiri untuk menciptakan lapangan kerja (Luar, et al., 2004).

Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah mempunyai fungsi utama yaitu untuk menyiapkan, meningkatkan, mengembangkan, dan membina sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan sumber-sumber yang ada di lingkungannya (Sihombing.U, 2001).

Kemajuan Pembangunan serta perkembangan kemajuan di semua aspek kehidupan telah membawa konsekwensi perobahan dan pergeseran dalam pendidikan luar sekolah.Pendidikan luar sekolah sejak dulu berorientasi pada pendidikan masyarakat, kini menghadapi tantangan dan problematika semakin meningkat. Dahulu pendidikan luar sekolah berperanan bersisian dengan pendidikan sekolah yakni sebagai substitusi, pelengkap, dan penambah pendidikan formal, di mana disebabkan ketidakmampuan pendidikan formal mengatasi persoalan drop out,Tidak sekolah, tidak dapat melanjutkan sekolah, dan buta huruf fungsional. Namun, sekarang pendidikan sekolah mengalami pergeseran yang makin kompleks. Program-program pendidikan luar sekolah menjadi lebih luas. Hal ini disebabkan oleh makin beragamnya permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah menantang pendidikan luar sekolah melaksanakan peran aktif mengatasi permasalahan pendidikan, sosial, dan ekonomi. Permasalahan Yang ada dalam masyarakat beragam dan kuantitasnya makin meningkat (Nasional, 1989). Dari kondisi yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui peluang, tantangan dan problematika yang dihadapi oleh pendidikan luar sekolah.

PELUANG DALAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan non formal memiliki peluang besar untuk mengembangkan masyarakat . Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dalam hal kegiatan kebersamaan. Seluruh lapisan masyarakat berpeluang sama untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Kegiatan ini sendiri harusnya dilaksanakan di daerah mereka sendiri.

Pendidikan non formal akan lebih berhasil apabila ditekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat pedesaan. Kebutuhan dasar seperti sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal) mendapatkan porsi perhatian yang besar dari masyarakat desa.

Selain pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan yang lainya juga menjadi program tersendiri dalam mengembangkan masyarakat pedesaan. Kebutuhan lain yang idmaksud adalah kebutuhan keamanan, sosial, mendapatkan penghargaan serta aktualisasi diri. Pertanian sebagai mata pencarian umumnya di berbagai desa bisa menjadi sasaran pendidikan nonformal. Edukasi tentang lingkungan, alam, dan potensi pertanian akan mengundang masyarakat untuk mengikuti kegiatan nonformal ini.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan juga menjadi cirikhasnya. Mengetahui kepribadian dan struktur masyarakat tak boleh ditinggalkan dalam membina masyarakat desa. Lain halnya dengan peluang pendidikan nonformal yang ada di kota. Masyarakat kota sebagai kumpulan individu dari berbagai ragamnya dan stata terkelompokkan juga dalam kemampuan dan keahlian masing-masing. Kota bersifat lebih komplek dan penduduknya memiliki ketrampilan yang beragam. (Sihombing, 1999).

Pendidikan non formal di kota berpeluang besar untuk masuk pada ranah pengembangan keterampilan dan life skill. Ketrampilaan diharapkan mampu mnejadi wadah bagi mereka yang ingin mengembangkan potensinya, sehingga dapat menghasilkan karya kreatif dan inovatif di bidangnya.

Sistem pembagian kerja yang terorganisir membuat pendidikan non formal mudah menemukan tempatnya. Pembagian pekerjaan bisa dijadikan perhatian untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kota. Bersedia menerima perubahan yang terjadi merupakan kebiasaan sekaligus ciri khas masyarakat kota. Disinilah pendidikan non formal akan lebih mudah untuk masuk dan berkembang pada seluruh lapisan masyarakat kota. Upaya untuk memahamkan pentingnya pendidikan non formal sudah tidak perlu disinggung lebih jauh karena mereka seyogyanya sudah tahu pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

Beberapa peluang pendidikan luar sekolah antara lain sebagai berikut :

  1. Penilik pendidikan masyarakat

Peluang kerja yang pertama untuk jurusan ini adalah sebagai penilik pendidikan masyarakat. Profesi ini menjadi salah satu jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tugas utama dari profesi ini adalah memantau dan melakukan pengendalian mutu pendidikan non formal. Karena statusnya sebagai PNS, gaji yang Kamu dapatkan akan disesuaikan dengan golongan jabatan.

  1. Pegawai Ditjen PAUD

Prospek kerja berikutnya dari jurusan pendidikan luar sekolah ini yaitu Kamu berpotensi untuk menjadi seorang pegawai Ditjen PAUD. Direktorat Jenderal PAUD atau Ditjen PAUD merupakan salah satu direktorat yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  1. Fasilitator PAUD

Peluang kerja berikutnya yang bisa Kamu jadikan pilihan karir adalah menjadi seorang fasilitator PAUD. Kalau Kamu suka dengan anak kecil, suka dengan aktivitas anak-anak kecil yang aktif dan energik, Kamu bisa berkarir sebagai fasilitator PAUD. Kamu akan mengajar anak-anak tersebut dan mengajak mereka bermain.

  1. Tenaga Lapangan Pendidikan Masyarakat

Lulusan dari jurusan pendidikan luar sekolah bisa memilih karir sebagai tenaga lapangan pendidikan masyarakat. Tugas Kamu sebagai tenaga lapangan pendidikan masyarakat hampir sama seperti tugas penilik pendidikan masyarakat. Kamu akan memantau lembaga pendidikan non formal yang ada di masyarakat untuk menjamin kualitas mutunya.

  1. Badan Pemberdayaan Masyarakat

Peluang atau prospek kerja pendidikan luar sekolah berikutnya adalah menjadi Badan pemberdaya Masyarakat. Kamu bertanggung jawab melakukan tugas memberdayakan masyarakat sekaligus memfasilitasi terlaksananya program-program yang berkaitan dengan pemberdayaan di masyarakat. Salah satu program tersebut bisa berkaitan dengan terselenggaranya pendidikan non formal di masyarakat.

  1. Pengelola Dan Penyelenggara PNFI

Profesi berikutnya yang dapat dijadikan pilihan karir oleh seorang sarjana lulusan Pendidikan Luar Sekolah adalah menjadi pengelola dan penyelenggara PNFI. Apa itu PNFI? PNFI merupakan singkatan dari Pendidikan Non Formal dan Informal. Untuk menjadi pengelola dan penyelenggara PNFI, Kamu bisa bekerja di dinas pendidikan setempat dan mengurusi bagian pendidikan non formal dan informal.

  1. Laboran PNFI

Yang ketujuh, lulusan Pendidikan Luar Sekolah bisa berkarir sebagai seorang laboran PNFI. Jika profesi sebelumnya Kamu bertugas mengelola dan menyelenggarakan PNFI, profesi yang ini menjadikan Kamu sebagai seorang laboran atau seseorang yang bekerja di laboratorium.

  1. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Prospek kerja selanjutnya yang bisa dipilih oleh lulusan jurusan pendidikan luar sekolah adalah menjadi pegawai di Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah atau Ditjen Dikdasmen merupakan salah satu direktorat yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ditjen ini khusus menangani urusan pendidikan tingkat dasar seperti SD dan tingkat menengah seperti SMP dan SMA.

  1. Lembaga-Lembaga Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat

Yang terakhir, prospek kerja lulusan pendidikan luar sekolah berikutnya yang bisa Kamu pilih adalah bekerja di lembaga-lembaga ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Kamu bisa bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau bisa juga di NGO. Kamu bisa memilih LSM yang aktif mengangkat isu pendidikan.

Tantangan dan Problematika Pendidikan Luar Sekolah

Permasalahan pendidikan nonformal bukan hanya sekedar persoalan masyarakat yang buta aksara, angka dan buta Bahasa Indonesia. Akan tetapi permasalahan pendidikan nonformal semakin meluas seperti:

  • ketidak jelasan penyelenggaraan pendidikan noformal (standar-standar penjaminan mutu pendidikan nonformal),
  • ketidak jelasan sistem insentif bagi pendidik dan tenaga kependidikan nonformal,
  • masih banyaknya lembaga penyelenggara pendidikan nonformal yang belum profesional,
  • kurangnya lembaga penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan

Permasalahan lain yang berkaitan dengan program-program pendidikan nonformal adalah masalah sasaran didik (warga belajar) yang selalu bergulat dengan: masyarakat miskin, terdiskriminasi, penganggur, masyarakat yang kurang beruntung, anak jalanan, daerah konflik, traffiking, pengangguran, masyarakat pedalaman, dan daerah perbatasan.

Di samping itu pula persoalan pendidikan nonformal juga terletak pada tidak adanya kepedulian kita sebagai masyarakat yang melek pendidikan terhadap keberadaan pendidikan nonformal dan kondisi masyarakat sekitar. Tantangan utama Pendidikan Nonformal adalah masih banyaknya masyarakat yang belum mengerti dan mengenal secara jelas tentang keberadaan dan peran pendidikan nonformal di tengah-tengah mereka. Seringkali masyarakat bertanya tentang apa itu PLS (pendidikan luar sekolah), apa itu PKBM, apalagi tentang PNF (pendidikan nonformal) sebagai istilah baru (sebutan lain bagi PLS).

Berdasar pada Undang Undang sistem pendidikan nasional, PLS merupakan sub sistem dari pendidikan nasional. Dengan rendahnya pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap program-program PLS, maka kondisi itu memunculkan masalah baru yaitu; sulitnya mempertahankan lembaga-lembaga penyelenggara satuan pendidikan nonformal agar tetap eksis dan profesional dalam menyediakan layanan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan, banyak sekali PKBM dan penyelenggaraan satuan PNF lainnya yang bubar, karena didirikan seadanya dan menunggu bantuan dari pemerintah.

Padahal kita sangat hawatir kalau PKBM, dan lembaga sejenis lainnya bubar, sehingga tidak ada lagi lembaga penyelenggara pendidikan nonformal yang dapat melayani kebutuhan pendidikan masyarakat di luar pendidikan formal. Kekahwatiran itu muncul dikarenakan masih tidak jelasnya standar-standar yang dapat dijadikan patokan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan nonformal, sulitnya dan tidak adanya pendidik yang mau membelajarkan masyarakat dan masih sedikitnya lembaga pendidikan tinggi (jurusan PLS) yang tetap eksis mengkaji keilmuan, praktik dan menciptakan model-model pembelajaran pendidikan nonformal.

Problematika Pendidikan Luar Sekolah

Di mana terdapat beberapa permasalahan dalam manajemen lembaga pendidikan nonformal misalnya, pertama mengenai kurangnya koordinasi dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal yang mana karena banyaknya jenis pendidikan yang menyebar di lingkungan masyarakat membuat lembaga pendidikan non formal sering terabaikan dan bahkan kurang penanganan dalam mengenalkan dan menyebarluaskan adanya pendidikan non formal ini (Fitriana & Safitri Elshap, 2015).

Sehingga pendidikan non formal ini keberadaannya masih tidak diketahui oleh sebagian masyarakat. Maka dari itu koordinasi antara pihak penyelenggara pendidikan non formal ini sangat dibutuhkan agar program pendidikan non formal yang dibuat bisa dikenal oleh masyarakat luas.

Kedua permasalahan manajemen lembaga pendidikan non formal adalah mengenai kurangnya tenaga pendidik profesional pada pendidikan non formal yang mana beberapa lembaga pendidikan non formal yang ada masih sangat terbatas jumlah pendidik yang mengajar karena beberapa tenaga pendidik kebanyakan memilih mengajar pada lembaga pendidikan formal yang jelas sasaran belajarnya dan terbebas dari hambatan-hambatan yang ada (Sudjana, 2000).

Maka dari itu untuk mendukung program pendidikan non formal ini dibutuhkan peran tenaga pendidik yang profesional yang dapat menciptakan suatu pembelajaran efektif yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga bisa berjalan dengan baik. Selanjutnya permasalahan ketiga yaitu motivasi belajar yang sangat rendah oleh peserta didik di mana jika seseorang yang tidak mengenyam bangku pendidikan maka sangat kecil sekali kemungkinan untuk anak-anak ingin memperoleh pendidikan lagi.

Mereka sudah terbiasa tidak memperoleh pengajaran langsung dalam kehidupannya jadi mereka tidak tertarik untuk mengikuti progran pendidikan non formal ini. Hal inilah salah satu yang menyebabkan manajemen lembaga pendidikan non formal berjalan kurang baik.

Jadi, dengan adanya permasalahan atau problematika nyata pada kehidupan masyarakat dalam lembaga pendidikan non formal ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan menciptakan sumber daya manusia yang handal melalui program lembaga pendidikan non formal,

Peluang, Tantangan, dan Problematika Pendidikan Luar Sekolah

Suriyani1, Aslina Polinda Napitupulu2, Nadia Armyliyanda3, Murni Emayanti4

1,2,3,4Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Indonesia

 

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, W., & Safitri Elshap, D. (2015). Revitalisasi Peran Pendidikan Luar Sekolah dalam Pemberdayaan                                       Masyarakat.              Empowerment,               3(1),              58–66. http://www.tjyybjb.ac.cn/CN/article/downloadArticleFile.do?attachType=PDF&id=9987

Joesoef, S. (2008). Konsep dasar pendidikan luar sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Luar, P., Sebagai, S., Masyarakat, P., & Syamsi, I. (2004). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta ). 66–76.

Nasional, S. P. (1989). perannya di masa yang akan datang. Pendidikan Luar Sekolah dalam Sistem.

1.

Sudarsana, I. K. (2016). Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upayapembangunan Sumber Daya Manusia. Jurnal Penjaminan Mutu, 1(1), 1. https://doi.org/10.25078/jpm.v1i1.34

Sudjana, D. (2001). Pendidikan luar sekolah. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2000). Pendidikan luar sekolah wawasan, sejarah perkembangan, falasafah, teori pendukung, asas. Bandung: Falah Production.

Sudjana, S HD. 2004. Manajemen Program Pendidikan, untuk Pendidikan Nonformal, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Falah Production, Bandung.

Trisnamansyah, S. 2005. Konsep Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Program Pascasarjana, Universitas Islam Nusantara, Bandung.

Trisnamansyah, S. 1986. Pengantar Pendidikan Luar Sekolah, Karunia Universitas Terbuka, Jakarta.

Sihombing, U. (1999). Pendidikan luar sekolah; kini dan masa Depan. Jakarta: PD Mahkota. Sihombing, U. (2001). Pendidikn luar sekolah; Masalah, tantangan dan p eluang. Jakarta:

CV.Wirakarsa.

                                                                                                                             

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MENINGKATKAN AKSES DAN KUALITAS PENDIDIKAN MELALUI PLS

Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu yang tidak hanya terbatas pada ruang kelas formal. Dalam konteks ini, program pendidikan luar sekolah (PLS) menjadi sangat penting, teruta

11/06/2025 10:33 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 12 kali
MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI ERA DIGITAL

PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia semakin mengandalkan teknologi informasi yang berkembang pesat, menghasilkan kemajuan dan efektivitas dalam proses belajar -mengajar (Pramesworo

11/06/2025 09:47 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 13 kali
TANTANGAN YANG DIHADAPI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Tantangan yang  Dihadapi  dalam  Implementasi  Pendidikan  Luar  Sekolah  Berbasis Masyarakat Pendidikan  luar  sekolah  berbasis 

11/06/2025 09:28 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 10 kali
STRATEGI DAN EFEKTIVITAS MENINGKATKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Strategi  untuk  Meningkatkan  Efektivitas  Pendidikan  Luar  Sekolah  Berbasis Masyarakat. Untuk  meningkatkan  efektivitas  pendidika

11/06/2025 09:19 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 10 kali
FUNGSI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangu sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan ha

05/06/2025 12:42 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 23 kali
AZAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

ASAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendid

05/06/2025 12:40 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 26 kali
LANDASAN TEORITIS PEMBERDAYAAN PKBM

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian. Artinya belum ada definisi yang tegas mengenai

05/06/2025 09:34 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 26 kali
REGULASI TENTANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat (1) dikemukakan bahwa: “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan in

05/06/2025 08:53 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 37 kali
TUJUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Luar Sekolah,Menurut Marzuki (2010), tujuan pendidikan luar sekolah adalah supaya individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan alamnya dapat seca

24/04/2025 15:15 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 100 kali
CIRI-CIRI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan luar sekolah lebih kepada praktisi agar warga belajar mampu menerapkan dalam pekerjaannya, tidak memandang usia, tidak di bagi atas jenjang, waktu penyampaian yang singkat ka

24/04/2025 15:13 - Oleh Setyo Widodo - Dilihat 80 kali